Monday, November 26, 2012

Kuliner Kenthir Gaya House of Raminten

Kenthir yang merupakan bahasa Jawa mempunyai arti konyol, ngocol, nyeleneh alias keluar dari pakem kebiasaan masyarakat. Tempat kuliner yang mengambil lokasi di Jl. FM. Noto 7 Jogjakarta ini memang terkenal kenthir disamping nyeleneh dan juga eksentrik. Satu alasan ini yang membuat saya penasaran buat mampir ke The House of Raminten, begitu nama resminya.

Hari itu (9 Muharram 1434H/23 Nov 2012) sebetulnya saya dua kali menyambangi House of Raminten. Pertama waktu pagi hari sekitar jam 6 pagi (wah, semangat banget), yang kedua malam hari di atas jam 9 malam. Hal ini karena memang warung ini melabelkan diri 'buka 24 jam'. Tapi kalau datang pagi hari kurang kena suasananya, paling enak ya sore atau malam hari.

Malam itu sehabis selesai tugas kegiatan, sehabis hujan mengguyur kota gudeg, saya bersama seorang teman langsung OTW ke TKP yang punya nomor telpon (0274)547315. Papan nama The House of Raminten terlihat jelas bercahaya di malam hari dari kejauhan. Bak terkena magnetnya, kami langsung aja masuk. Ternyata sudah banyak yang menunggu. Memang kuliner yang satu ini termasuk favorit buat para pelancong. Kami masuk antrian nomor 4. Yah, akhirnya duduk manis deh di kursi tunggu menunggu panggilan. Wah jadi kayak ke klinik nih. Ya dimaklumi aja karena memang kuliner ini banyak penggemarnya.

Untungnya dapat duduk di lantai 2, view-nya lebih enak menurut saya. Bangunan, atap, dan lantainya terbuat dari kayu, jadi terkesan natural. Untuk duduknya di-set lesehan, jadi memang ini tempat yang enak buat jagong-jagong alias kongkow-kongkow. Tempat sosialisasi deh bahasa kerennya. Sambil ngobrol masalah kerjaan, kami lihat-lihat buku menu dengan cover tebal berwarna hitam. Saya pesan es dawet, kelihatannya yummy. Katanya menarik menurut info yang saya dapat.

Pesanan es dawet pun datang setelah menunggu beberapa saat. Kaget juga (walaupun gak sampai lompat dari tempat duduk) melihat es dawetnya. "Serius mas, saya harus ngabisin es dawet segini??" Begitu kata saya melihat gelas es dawetnya gede banget kayak Piala Thomas. Hehe. Ternyata inilah "kenthirnya" The House of Raminten. Sajian disini biasanya memang porsi besar-besar, seperti es dawet ini yang perlu 3 orang buat menghabiskannya meskipun harganya cuma Rp. 13.000.

Sama kenthirnya ketika pagi hari saya bertandang ke sini dan memesan wedang sereh. Wedang sereh yang cuma Rp. 10 ribu, tetapi wedangnya segelas ukuran penggaris anak sekolahan, 30 centimeter. Sama sereh-serehnya juga masih di gelas. Weleh-weleh. Hehe, inilah kenthir gaya The House of Raminten. 


Papan nama The House of Raminten di malam hari. Foto milik Happy Chandraleka

Kalo sudah dapat meja dilarang pindah. Foto milik Happy Chandraleka

Peringatan kenthir agar tidak meninggalkan "barang" pribadi. Termasuk gergaji, setrikaan, dll. Foto milik Happy Chandraleka

Wedang sereh di gelas setinggi penggaris anak sekolahan, 30 cm. Sama sereh-serehnya juga. Foto milik Happy Chandraleka

Es dawet jumbo. Jatah buat 3 orang dalam satu gelas. Gimana ngabisinnya?? Kenthir banget dah. Foto milik Happy Chandraleka

Depan House of Raminten. Foto milik Happy Chandraleka

The House of Raminten di pagi hari. Foto milik Happy Chandraleka

Buku menu House of Raminten. Foto milik Happy Chandraleka

Daftar menu House of Raminten. Foto milik Happy Chandraleka

Menu baru. Foto milik Happy Chandraleka

Sambil nunggu boleh lihat-lihat menu yang kenthir. Foto milik Happy Chandraleka

Foto-foto Raminten. Foto milik Happy Chandraleka

Suasana lantai 1. Foto milik Happy Chandraleka

Suasana lantai 2. Foto milik Happy Chandraleka




---
Teks dan foto-foto oleh Happy Chandraleka
di Ruang 7 Depok
12 Muharram 1434 H/26 Nov 2012
Pukul 23.46 WIB
Ditemani suara kodok sehabis hujan

1 comment:

  1. Mojok ya om, berduaan sama om Irfan.. Hehehehe..

    ReplyDelete



IP