Untuk sampai ke Donggala, kami menunggangi maskapai Garuda Indonesia yang berangkat sekitar jam 09.00 WIB dari Jakarta. Kemudian transit di Makassar sekitar 30 menit. Setelah itu baru berpacu menuju Bandara Mutiara Palu. Bandara Mutiara Palu termasuk sederhana, tetapi masih lebih maju daripada Bandara Tambolaka di Pulau Sumba yang pernah saya datangi sewaktu perjalanan menuju kota Waikabubak di Nusa Tenggara Timur.
Dari Bandara Mutiara, kami langsung meluncur ke Jl. Monginsidi tempat kami menginap, yaitu di Hotel Sentral. Tarif taksi dari bandara ke hotel adalah Rp. 52.000. Pesan saja taksinya di counter di luar bandara.
Apa saja ya yang bisa dinikmati di Palu-Donggala ini? Banyak. Berikut ini kegiatan kami di daerah ini yang akan kami tumpahkan dalam bentuk tulisan di blog ini:
- Makan sea food 88 di tepi Jl. Monginsidi Palu
- Makan pempek di Kedai 10 di Palu
- Beli bawang goreng Mbok Sri di Palu
- Cari-cari kaos Palu
- Makan sea food di Mogold Sea Food di Palu
- Menikmati keindahan Masjid Argam yang merupakan masjid apung di atas laut
- Menikmati biru dan beningnya laut di Pantai Tanjung Karang
- Makan Kaledo khas Palu di Kaledo Stereo
- Beli sarung donggala di Palu
- dll
Yup, itu kegiatan di Palu-Donggala. Silahkan baca saja ya...
Suasana kota Palu |
Seorang teman sedang menikmati suasana kota Palu |
Hotel Sentral di Jl. Monginsidi Palu |
Hotel Sentral berada di tepi jalan besar |
Ruang tunggu di Bandara Mutiara Palu |
Di Cafe ini ada musholla tempat sholat, daripada harus ke luar bandara |
Perahu Phinisi di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar |
Bandara Mutiara Palu |
Informasi Hotel Sentral Palu |
---
Teks dan foto oleh Chandra
7 April 2013/26 Jumadal Ula 1434 H
Pagi hari di Ruang 7 Depok
No comments:
Post a Comment